Katamu engkau suka, pada gentingnya pilihan yang kujalani
Katamu engkau ingin menemani, sejatinya engkau hanya menanti
Di puncak gemintang, ada ribuan kunang-kunang, katamu.
Lalu aku mendaki, sendiri.
Di tengah jalan, seekor kupu-kupu datang lagi
Ia meninggalkan kedua sayapnya, dan membiarkan lelahnya telungkup di atas jemari
Aku terbang, meliuk diantara awan, hitam cabang dan dahan
Hingga kegelapan maha tinggi ini kujatuhkan
Lalu, engkau ingin mendekapku?
Katamu engkau cinta, pada cerita yang kupilih
Namun senyatanya, hanya ada aku dan sepasang sayap yang nyaris kehilangan tenaga
Abadi tanpa hadirmu,
Sesungguhnya.
Post a Comment